Tuesday, May 5, 2015

Sumber gambar : kimiamanten.blogspot.com

Boraks merupakan serbuk kristal lunak yang mengandung unsur boron, berwarna putih, tidak berbau, mudah larut dalam air, tidak larut dalam alkohol, dengan pH sekitar 9, 5. Boraks banyak digunakan dalam berbagai industri nonpangan khususnya pada industri kertas, gelas, pengawet kayu, anti septik kayu, keramik, dan pembasmi kecoa. Sayangnya, boraks banyak disalahgunakan sebagai bahan pengawet makanan. (Sebenarnya, mengkonsumsi boraks dalam makanan (tidak melebihi nilai ambang batas) tidak secara langsung berakibat buruk bagi tubuh, namun sifatnya yang dapat terakumulasi sedikit-sedikit dalam organ hati, otak, dan testis tentunya akan menurunkan kinerja organ tubuh).

Saat ini, berbagai makanan yang mengandung boraks banyak ditemukan beredar di pasaran dan meresahkan masyarakat. Namun, tidak banyak masyarakat yang bisa dengan mudah mengetahui mana makanan yang mengandung bahan kimia berbahaya tersebut. Selama ini, deteksi boraks pada makanan terbilang cukup rumit, karena harus melalui tes dan uji laboratorium yang memakan waktu cukup lama, bahkan hingga berminggu-minggu.

Namun kini, deteksi boraks bisa dilakukan dengan mudah, praktis, dan cepat. Penelitian yang dilakukan oleh dua siswi SMAN 3 Semarang, Dayu Laras Wening dan Luthfia Adila telah menemukan langkah mudah untuk mendeteksi boraks dalam makanan, yakni dengan menusukkan alat (mirip tusuk gigi yang telah dicelupkan pada bahan kimia) yang mereka beri nama SIBODEC (Stick of Borak Detector) selama 5 detik pada makanan yang kita uji, dan kita lihat perubahan warna yang terjadi. Bila terjadi perubahan warna pada tusuk gigi menjadi merah, berarti sampel makanan yang diuji positif mengandung boraks.


Bila terjadi perubahan warna pada tusuk gigi menjadi merah, 
berarti sampel makanan yang diuji positif mengandung boraks.
Sumber gambar : www.brilio.net

Melalui inovasi tusuk gigi pendeteksi borak tersebut, Dayu dan Luthfia telah berhasil mengharumkan nama Indonesia dengan menyabet medali emas pada International Exhibition for Young Inventors (IEYI) 2014, sebuah ajang kompetisi inovasi anak muda tingkat dunia.

Sssttttttt... Ada bocorannya nihhh... J
Tanpa menggunakan SIBODEC (Stick of Borak Detector), kita tetap dapat mendeteksi kandungan boraks dalam makanan dengan cepat, mudah, dan murah. Langkah yang dilakukan juga hampir mirip dengan langkah yang dilakukan oleh Dayu Laras Wening dan Luthfia Adila, yakni dengan menusukkan tusuk gigi pada kunyit selama beberapa saat (kurang lebih 5 detik), dan menusukkannya pada makanan yang kita uji. Hasilnya pun serupa dengan hasil uji menggunakan SIBODEC,  yakni bila terjadi perubahan warna pada tusuk gigi menjadi merah, berarti sampel makanan yang diuji dimungkinkan mengandung boraks.

Semoga bermanfaat J

0 comments:

Post a Comment