Thursday, April 9, 2015


Sebelumnya aku memohon maaf, karena tidak menuliskan sumber pada tulisan ini. Karena, entah, dari mana kisah ini bermula, aku sendiri pun tak mengetahuinya. Tapi bagaimana kisah ini menyadarkanku tentang bagaimana kita melihat suatu keajaiban hidup, di situlah aku tersadar, bahwa sesuatu yang ajaib, bukanlah melulu tentang hal yang besar, yang mewah, yang antik, ataupun yang limited edition. Namun, lebih daripada itu, keajaiban adalah sesuatu hal kecil yang “hanya” dapat dirasakan apabila kita bisa meresapi makna hidup sesungguhnya, menyadari bahwa setiap detik yang terlewati merupakan nikmat terbesar dari-Nya yang tak dapat kita ingkari.
Kisah ini bermula saat seorang guru memberikan tugas kepada murid-muridnya. Tugas tersebut adalah menuliskan Tujuh Keajaiban Dunia. Sebelum lonceng berbunyi, semua murid diminta untuk segera mengumpulkan tugas mereka masing-masing. Namun, seorang gadis kecil nan cantik yang paling pendiam di kelas itu mengumpulkan tugasnya paling akhir. Dengan langkah kecil serta penuh dengan keraguan, ia memberikan hasil tulisannya tersebut kepada gurunya. Beberapa saat kemudian, lonceng sekolah pun berbunyi, pertanda kegiatan belajar mengajar pada hari itu telah usai, dan waktunya bergegas untuk pulang.
Malam harinya, sang guru memeriksa tugas semua muridnya tentang Tujuh Keajaiban Dunia. Bercampur rasa letih, namun dengan perlahan sang guru berusaha untuk menyelesaikan pekerjaannya. Satu demi satu diperiksa. Sebagian besar murid-muridnya menuliskan beberapa keajaiban. Yaitu :
1. Menara Eiffel
2. Taj Mahal
3. Menara Pisa
4. Piramida Mesir
5. Tembok Besar di Cina
6. Kuil Angkor
7. Kuil Parthenon
Lembar demi lebar sepertinya terlihat mirip, bahkan bisa dikatakan sebagian besar jawaban mereka sama. Kalaupun terdapat perbedaan, itu hanyalah perbedaan pada urutan dari daftar jawabannya saja. Hingga suatu ketika, sang guru memeriksa lembar terakhir, dan dia hanya bisa terdiam. Dirinya seakan mematung, jiwanya seakan keluar menembus batas ruang, hanyut bersama rasa letih yang mendera serta keluguan goresan tangan seorang muridnya yang terkenal dengan sebutan si gadis pendiam.
Pada lembar tugas milik gadis kecil tersebut tertulis dengan rapi,
Tujuh Keajaiban Dunia :
1. Bisa melihat
2. Bisa mendengar
3. Bisa menyentuh
4. Bisa tertawa
5. Bisa disayang
6. Bisa merasakan
7. Bisa mencintai
Redup dalam diam, sang guru mencoba menghela nafas panjang setelah meresapi satu demi satu jawaban dari gadis kecil tersebut. Setelah duduk terdiam beberapa saat, sang guru pun beranjak dari kursinya dan menutup semua lembaran tugas yang telah diperiksanya dan menundukkan kepalanya seraya berdoa dalam hati. Mengucap syukur, karena seorang gadis kecil nan cantik di kelasnya telah menyadarkannya melalui sebuah pelajaran yang sangat hebat tentang Keajaiban Dunia.
Yaphs, “Tidak perlu mencari sampai ke ujung dunia untuk menemukan keajaiban. Karena sesungguhnya, ada Keajaiban Dunia yang sering terlupakan dan sebenarnya kita miliki”.

0 comments:

Post a Comment